The Hostage's Hero Tayang 2026
Film sudah rampung
The Hostage’s Hero Rampungkan Proses Syuting: Sebuah Persembahan untuk Semangat Patriotisme dan Sejarah Maritim Indonesia
Kisah Heroik TNI Angkatan Laut Segera Hadir di Layar Bioskop
DemiFilm, Menteng, Jakarta – Film layar lebar The Hostage’s Hero resmi menyelesaikan proses syuting pada 19 Oktober 2025.
Karya ini menjadi persembahan sinematik yang menyoroti nilai patriotisme, nasionalisme, dan keberanian para prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia.
Didukung penuh oleh TNI Angkatan Laut di bawah kepemimpinan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, film garapan Iswara Rumah Film ini diproduksi sebagai bentuk pelestarian sejarah maritim bangsa sekaligus penguatan citra positif TNI AL di masyarakat luas.
Menggabungkan elemen aksi militer, drama patriotik, dan riset sejarah yang mendalam, The Hostage’s Hero dirancang menjadi karya strategis dan berkelanjutan yang menginspirasi generasi muda untuk menghargai jasa para prajurit serta menumbuhkan semangat bela negara.
“Kami bangga bisa ikut berperan dalam lahirnya The Hostage’s Hero. Film ini menunjukkan sisi lain perjuangan prajurit laut. Bahwa di balik disiplin dan ketegasan, selalu ada hati yang berani dan peduli pada sesama,” ungkap Laksaman TNI Muhammad Ali.
Mengambil latar di berbagai lokasi strategis seperti Markas Besar TNI AL di Jakarta, Pangkalan Utama TNI AL Surabaya, Gunung Bromo, Pantai Baruna Malang, serta kapal legendaris KRI Dewaruci dan KRI Karel Satsuitubun 356, film ini menghidupkan kembali semangat pengabdian prajurit laut dalam menghadapi ancaman pembajakan di Selat Malaka.
Kisahnya berpusat pada Letkol Taufiq (Yama Carlos), seorang perwira TNI AL yang tegas, disiplin, dan humanis. Taufiq memimpin operasi berisiko tinggi untuk menyelamatkan kapal yang disandera perompak brutal, sambil menghadapi dilema antara tanggung jawab sebagai ayah dan panggilan tugas sebagai pemimpin.
Yama menggambarkan Letkol Taufiq sebagai sosok pemimpin militer ideal: kompeten, empatik, dan tak tergoyahkan. Melalui konflik batin dan kepemimpinannya yang menginspirasi, karakter ini merefleksikan keseimbangan antara kekuatan, kemanusiaan, dan dedikasi total pada bangsa.
Selain Yama, film ini pun dibintangi oleh sederet aktor dan aktris berbakat, antara lain:
● Rifky Balweel sebagai Jalaludin, antagonis kompleks yang kejam namun digerakkan oleh kasih terhadap keluarganya;
● Asri Welas sebagai Mama Intan
● Bang Tigor sebagai Papa Intan;
● Aditya Herpavi sebagai Kepala Staf Angkatan Laut;
● Chocky Sitohang sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Laut;
● Robert Chaniago sebagai KLK Reno Tim VBSS;
● Neuneu Anggraeni sebagai Aisyah;
● Ina Vadia sebagai Ina Dwianasari; dan
● Ritassya Wellgreat sebagai Intan;
● Brata Santoso sebagai Letda Deni - Tim VBSS;
● Ghian Grimaldi sebagai Letda Deni - Tim VBSS;
● Rendy Meidiyanto sebagai Kadepops.
Tak disangka, Taufiq kemudian menunjukkan sebuah foto kondisi jenazah perompak tersebut setelah operasi penyelamatan selesai. Gambar yang dilihat Rifky ternyata sangat mengerikan dan di luar bayangannya.
"'Nah, ini.' Berantakan kepalanya. Jadi udah, waduh. Sampai sekarang masih kebayang lagi," ucap Rifky
Foto mengerikan itu pun terus menghantuinya selama beberapa hari
"Sempat kebayang-bayang sih, kebayang-bayang gitu. Ya dua hari, tiga harilah. Habis itu, 'Pak, udah jangan kasih lihat lagi, Pak,'" kenang Rifky.
Meski menghadapi cuaca ekstrem di beberapa tempat, ia bersyukur proses syuting berjalan lancar tanpa hambatan besar.
“Kami syuting di beberapa daerah di Jawa Timur, termasuk Pantai Baruna dan Bromo. Syukurnya cuaca selama syuting itu cerah terus, hampir tidak pernah hujan," ujar Yama Carlos
"Tantangannya paling di Bromo dingin sekali, sementara di Baruna panas terus,” Namun, pengalaman paling berkesan bagi Yama adalah kesempatan syuting langsung di kapal perang TNI AL, termasuk kapal legendaris KRI Dewaruci ungkap Yama.
“Yang membuat kami semua bangga adalah diperbolehkan syuting langsung di kapal perang TNI Angkatan Laut, termasuk KRI Dewaruci. Itu kehormatan dan kebanggaan tersendiri, karena tidak semua orang bisa masuk ke kapal itu,” tutur Yama
Selama proses syuting, ia dan para pemain lain harus benar-benar mematuhi aturan ketat di area militer.
“Kami benar-benar di zona militer, jadi harus menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada. Enggak boleh sembarangan, semua tingkah laku dan perkataan harus dijaga,” kata Yama.
Meski film ini sarat adegan aksi dan bertema militer, Yama mengaku tidak mengalami cedera apapun selama proses syuting.
The Hostage’s Hero digarap oleh sutradara Revo S. Rurut, yang dikenal dengan kemampuannya mengolah nilai-nilai cinta negara dalam bahasa sinema Film yang rencananya akan berdurasi 120 menit ini diproduseri oleh Syahrial Hutasuhut, dengan Irza Ifdial duduk sebagai eksekutif produser. Proses penyusunan skenario dilakukan di bawah supervisi Laksamana Madya TNI (Purn) Ahmad Taufiqurrahman dan Dinas Sejarah Angkatan Laut (DISJARAHAL), memastikan setiap detail narasi selaras dengan fakta sejarah dan semangat korps TNI AL.
Pendekatan kolaboratif antara tim kreatif film dan institusi militer ini menghasilkan karya sinematik yang autentik, menghormati sejarah, sekaligus relevan dengan penonton masa kini.
“Kami ingin The Hostage’s Hero tak hanya hadir sebagai tontonan yang menghibur saja. Film ini adalah upaya kami untuk menyajikan kisah nyata yang penuh makna, agar publik bisa mengenal lebih dekat nilai-nilai pengabdian para prajurit laut. Semoga karya ini menjadi bentuk penghormatan dan inspirasi bagi banyak orang,” harap Irza.
The Hostage’s Hero menyoroti dimensi kemanusiaan dalam dunia militer tentang keberanian yang lahir dari empati, dan keputusan-keputusan sulit yang diambil demi keselamatan banyak orang. Melalui dinamika hubungan antar prajurit, film ini memperlihatkan bahwa kekuatan sejati TNI AL bukan hanya pada strategi dan senjata, tetapi juga pada solidaritas, kejujuran, dan tanggung jawab moral di tengah tekanan ekstrem.
Dengan pendekatan sinematik yang realistis dan menyentuh, The Hostage’s Hero mengajak penonton memahami bahwa di balik setiap operasi militer, ada kisah manusia yang berjuang menjaga keyakinan dan kemanusiaannya. Film ini menjadi penghormatan bagi mereka yang bertugas di garis depan, serta ajakan untuk melihat laut Indonesia bukan hanya sebagai wilayah strategis, tetapi juga ruang tempat nilai-nilai pengabdian
dan kemanusiaan diuji.
Setelah menyelesaikan proses produksi, The Hostage’s Hero kini memasuki tahap pascaproduksi dan dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada tahun 2026.
Dengan dukungan penuh TNI Angkatan Laut dan tim kreatif profesional, film ini diharapkan menjadi karya monumental yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkuat rasa bangga terhadap identitas dan sejarah maritim bangsa.
What's Your Reaction?